Halo semuanya pernah denger nama kota Probolinggo gak sebelumnya? pasti sebagian dari kalian belum tau, aku mau kenalin tentang kebudayaan yang ada di kota probolinggo siapa tau dari kalian ada yang ingin berkunjung ke probolnggo setelah ini. langsung aja ya berikut ini adalah berbagai budaya yang ada di probolinggo :
1. Jaran Bodhag dan Jaran Kencak
Jaran
Bodhag dalam terminologi bahasa Jawa “Jaran” berarti kuda dan “bodhak”
(bahasa Jawa dialek Jawa Timur, khususnya wilayah Timur) berarti wadah,
bentuk lain. Walaupun belum diketahui angka tahun yang pasti sejak kapan
kesenian “Jaran Bodhag” ini mulai diciptakan dan dikenal oleh
masyarakat kota Probolinggo, namun dari beberapa sumber diketahui bahwa
“Jaran Bodhag” diciptakan oleh orang-orang kota Probolinggo pada zaman
awal kemerdekaan.
Pada waktu itu orang-orang Probolinggo, terutama
orang-orang pinggiran dan miskin mendambakan suatu seni pertunjukan.
Seni pertunjukan yang populer di kalangan masyarakat Kota Probolinggo
adalah “Jaran Kencak”, yakni kuda (jaran) yang “ngencak” (menari).
“Jaran Kencak” sebutan dalam dialek lokal untuk menyebut “Kuda Menari”,
sejenis pertunjukkan yang menggunakan kuda yang dilatih khusus untuk
menari dan dirias dengan pakaian serta aksesoris lengkap.
Pada saat
ini “Jaran Bodhak” masih populer di kalangan masyarakat kota
Probolinggo. Dan kesenian ini biasanya digunakan untuk mengiringi dan
mengarak acara hajatan, pernikahan, khitanan, dan sebagainya. Menurut
Bpk. Priyono bentuk penyajian kesenian ini adalah arak-arakan di jalan
maupun di halaman rumah. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di mayarakat
Probolinggo yang sampai sekarang masih aktif untuk mengadakan kegiatan
pembinaan dan pementasan. Penyajian kesenian ini diiringi dengan musik
tradisional yang terdiri dari kenong, gong, kendang, dan sronen.
Keberadaan kesenian Jaran Bodhag ini merata diseluruh Kecamatan Kota
Probolinggo
2. Karapan Sapi
Karapan Sapi
sebenarnya bermula dari keseharian petani membajak sawahnya. Kemudian
dikembangkan menjadi perlombaan yang diadakan pada setiap musim tanam
padi tiba. Karapan Sapi ini dilaksanakan di area persawahan.
Setiap
sapi yang memenangkan perlombaan Karapan Sapi, dapat dipastikan memiliki
nilai jual yang sangat tinggi. Sehingga sapi yang mengikuti perlombaan
ini dipastikan memiliki kualitas yang cukup baik. Tidak heran jika
perlombaan ini sampai mengeluarkan biaya yang cukup besar.
3. Karapan Kambing
Sama
halnya dengan karapan sapi, kambing-kambing ini menggunakan kaleles
(rangka kayu yang diikatkan ke badan kambing), lalu kemudian diadu
kecepatan dengan lawan pasangan lainnya. Dalam Karapan Kambing,
kambing-kambing yang dilombakan tidak dibedakan berdasarkan ukurannya
baik besar atau kecil. Semua kambing yang diperlombakan adalah kambing
dengan jenis kelamin betina.
Ada beberapa peralatan yang digunakan
kambing diantaranya adalah jepitan telinga kambing, rekeng (sejenis
bandulan tapi terpaku), kaleles, kalonongan (terbuat dari keleng kecil
biasanya bekas dari korek api. Dan yang paling utama adalah balsem dan
minyak angin. Mengapa demikian? Karena beberapa bagian tubuh kambing
yang dilumuri balsem dan minyak angin, membuat kambing tersebut akan
merasakan kepanasan dan akan berlari kencang sekuat tenaga.
Ciri dari
kambing karapan yang bagus terletak pada bentuk kepala yang cenderung
kecil, badan lurus, pangkal kaki depan tampak besar, posisi badan
seperti nungging, usia minimal 3 bulan dan belum beranak. Postur yang
demikian sering menjadi pemenang dalam perlombaan karapan kambing ini.
4. Petik Laut
Tradisi
Sya’banan. Tradisi ini berasal dari masyarakat yang bertujuan untuk
menyambut hadirnya bulan puasa. Biasanya pada tanggal 15 bulan Sya’ban
(15 hari sebelum bulan puasa tiba) masyarakat hadir dengan membawa
makanan dan bersuka cita sambil duduk-duduk di tepian pantai menikmati
panorama laut yang tertimpa sinar bulan purnama. Tradisi seperti ini
sudah dilakukan oleh masyarakat setiap tahun. Sehubungan dengan tradisi
itu diadakan lomba balap perahu (Petik Laut).
Setiap tahunnya para
nelayan yang tergabung di dalam Paguyuban Nelayan selalu mengadakan
kegiatan ritual yang telah ditetapkan menjadi event tahunan oleh
Pemerintah Kota Probolinggo yaitu kegiatan Petik Laut ini. Kegiatan ini
melambangkan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME atas rahmat dan
karunia-Nya kepada seluruh umat. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk
tetap melestarikan budaya gotong-royong dan kebersamaan yang telah
diwariskan secara turun-temurun dari para leluhur sehingga menjadi
tradisi di daerah sepanjang pesisiran pantai kota Probolinggo.
5. Perahu Hias
Lomba
Perahu Hias merupakan tradisi masyarakat pesisiran pantai kota
Probolinggo yang secara beriringan untuk berlomba menghias kapal atau
perahu dengan bermacam-macam hiasan yang menarik. Lomba ini selalu mampu
menarik minat para wisatawan baik wisatawan domestik maupun
mancanegara. Kegiatan ini telah menjadi event tahunan dan
diselenggarakan bertepatan dengan hari jadi Kota Probolinggo pada
tanggal 4 September.
6. Kasada
Probolinggo
mempunyai tradisi yaitu Upacara Kasada.Upacara ini diadakan pada saat
purnama bulan Kasada (ke dua belas) tahun saka, upacara ini disebut juga
sebagai Hari Raya Kurban. Biasanya lima hari sebelum upacara Yadnya
Kasada, diadakan berbagai tontonan seperti; tari-tarian, balapan kuda di
lautan pasir, jalan santai, pameran. Sekitar pukul 05.00 pendeta dari
masing-masing desa, serta masyarakat Tengger mendaki Gunung Bromo untuk
melempar Kurban (Sesaji) ke Kawah Gunung Bromo. Setelah pendeta melempar
Ongkeknya (tempat sesaji) baru diikuti oleh masyarakat lainnya.
sumber : https://tiaratanjung.weebly.com/blog/budaya-makanan-dan-ciri-khas-kota-probolinggo
Apa saja topik atau isi menarik yang ada di informasi?
BalasHapusRegard Telkom University